Sejarah dan Perkembangan Gitar
Sering ditemukannya gitar dalam berbagai kesempatan, membentuk stereotip sederhana bahwa popularitas instrumen tersebut memang sangat tinggi. Hanya saja kepopulerannya seringkali melahirkan anggapan yang keliru dari sudut pandang tertentu, seperti: potensi gitar yang sebatas instrumen genjrang-genjreng dan nirmakna dari sudut pandang historis. Padahal, seperti halnya instrumen yang dianggap “agung” macam piano atau violin, gitar pun punya sejarah yang panjang. Tak cuma sejarah, gitar pun punya potensi yang lebih dari sekedar instrumen pengiring. Bahkan ada yang menjuluki gitar sebagai ”piano yang mudah dibawa-bawa”. Gitar pun punya tempat istimewa dalam alur sejarah r musik klasik yang di dalamnya hampir selalu terlibat kekayaan harmoni dan musikalitas. Hanya saja, memang, oleh karena segala keterbatasan dan pengaruh jaman tertentu, gitar tak serta merta terus mencuat. Kestabilannya kalah dari piano dan instrumen gesek, tapi tak berarti gitar minim peran. Seringkali berkat popularitas gitarlah, musik klasik diselamatkan dari imej eksklusifitas dan marjinalitas berlebihan.
Gitar adalah sebuah instrumen musik dengan akar sejarah yang digunakan di berbagai jenis musik. Secara umum, gitar memiliki 6 (enam) senar, meskipun gitar lain yang memiliki 4 (empat), 7 (tujuh), 8 (delapan), 10 (sepuluh), 11 (sebelas), 12 (duabelas), 13 (tigabelas), 18 (delapanbelas), masih tetap ada dan digunakan. Popularitas gitar sangat terasa khususnya dalam aliran musik flamenco, jazz, blues, country, mariachi, rock, dan berbagai bentuk musik pop, karena dalam aliran-aliran tersebut, gitar mendapatkan porsi yang sangat besar dan juga menjadi instrumen utama. Tak hanya dalam aliran musik yang umumnya dimainkan secara berkelompok, gitar juga dapat digunakan sebagai instrumen solo dalam musik klasik. Gitar dapat dimainkan secara akustik, yang suaranya dihasilkan dari getaran senar dan kemudian dimodulasi oleh lubang resonansi. Namun, gitar juga dapat dimainkan secara elektrik dengan menggunakan amplifier. Secara tradisional, gitar dibuat dari kombinasi berbagai bahan, misalnya kayu untuk bagian badan gitar, dan usus binatang untuk senarnya (yang belakangan digantikan dengan bahan nilon ataupun kawat).
Akar perkembangan Gitar dapat ditelusuri hingga 4000 tahun kebelakang, dengan mengkhususkan pada wilayah Asia Tengah hingga Asia Barat. Tetapi dokumentasi tertulis pertama yang menyebutkan gitar, berasal dari abad ke-14. Ada pendapat yang mengatakan bahwa bentuk gitar yang paling mendekati bentuk modern pada saat ini berasal dari wilayah Spanyol, yang pada abad ke-16 digunakan oleh masyarakat kelas menengah kebawah sebagai pengganti dari vihuela (instrumen yang memiliki kemiripan bentuk dengan gitar) yang digunakan oleh kalangan aristokrat. Pada abad ke-16 dan 17, penggunaan instrumen gitar menjadi populer di negara-negara Eropa selain Spanyol.
Setelah melalui evolusi yang panjang, gitar mencapai bentuknya yang kita kenal seperti sekarang pada abad ke-18, dengan menggunakan enam senar untuk menggantikan bentuk senar-berpasangan yang dikenal sebelumnya. Vihuela yang berasal dari Spanyol, atau disebut juga viola da mano, merupakan instrumen penting yang berpengaruh dalam perkembangan gitar modern, yang disebabkan karena kemiripan antara vihuela dengan gitar. Vihuela memiliki penalaan yang sama dengan lute, dan memiliki bentuk yang mirip dengan gitar. Instrumen ini sempat sangat populer dalam waktu yang singkat di kawasan Spanyol dan Italia. Publikasi musik yang terakhir diketahui untuk vihuela muncul pada tahun 1576. Hingga saat ini belum ada kejelasan, apakah vihuela merupakan instrumen transisi menuju bentuk gitar modern, atau hanya sekedar kombinasi dari oud Arab dan lute Eropa. Menurut beberapa pendapat, perubahan bentuk vihuela menjadi serupa dengan gitar modern, adalah sebuah strategi untuk membedakan lute Eropa dari oud Arab/Moor.
Selama Abad Pencerahan (Renaissance), gitar belum sepopuler lute. Karena pada saat itu, gitar tidak dianggap sebagai sebuah instrumen yang serius. Karya dari Alonso Mudarra yang berjudul “Tres Libros de Musica en Cifras para Vihuela” dianggap sebagai karya pertama untuk instrumen gitar pada saat itu. Kemudian, gitar mulai menarik perhatian berbagai musisi, sehingga karya bagi gitar bermunculan dan bertambah banyak.
Penggunaan istilah gitar (bahasa Inggris, guitar) juga memiliki sejarah yang panjang. Bahasa Inggris mengadopsinya dari bahasa Spanyol guitarra. Istilah guitarra sendiri “dipinjam” dari bahasa Andalusia-Arab qitara, yang berasal dari bahasa Latin chitara, yang juga memiliki akar dari bahasa Yunani khitara. Sehingga ada beberapa istilah yang mungkin menjadi akar terbentuknya istilah “guitar”, yaitu :
1. Guitare – Prancis
2. Gitarre – Jerman
3. Guitarra – Spanyol
4. Chitarra – Italia
5. Violão – Portugis
6. Khitara – Yunani Kuno
7. Guittern – Abad Pertengahan.
Sementara itu, gitar elektrik dibuat untuk musik populer di Amerika Serikat pada tahun 1930an, yang umumnya memiliki badan yang penuh, tanpa lubang resonansi. Suara dari gitar elektrik dihasilkan oleh amplifier dan direkayasa secara elektronik oleh para gitaris yang menggunakannya. Les Paul, salah seorang musisi Amerika Serikat, membuat sebuah prototipe untuk gitar elektrik, yang kemudian menjadi sangat populer di awal tahun 1940an.
Penjajahan yang telah terjadi di Indonesia, selain menyisakan catatan kepedihan, juga seni. Salah satunya adalah dibawanya gitar oleh orang-orang Purtugis di sekitar abad ke-17. Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portugis di Malaka dimukimkan oleh Belanda di kawasan berawa-rawa di Jakarta Utara, di sebuah kampung Tugu. Agar mereka tidak bosan, mereka menghibur diri dengan bermain musik. Nah, musik yang mereka gunakan saat itu adalah gitar. Konon, dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong.
Ada 3 jenis gitar yang dimainkan para tawanan saat itu, yaitu :
1.Gitar Monica, yang terdiri dari 3 dawai
2.Gitar Rorenga, yang terdiri dari 4 dawai
3.Gitar Jitera, yang terdiri dari 5 dawai.
Dua abad kemudian gitar dan keroncong menjadi populer di kalangan bangsawan dan kemudian menyebar ke pelosok tanah air.
Pada awal evolusinya, gitar memiliki 4 (empat) course, yaitu 3 (tiga) pasang senar yang dimainkan bersamaan, dan sebuah senar untuk nada tertinggi seperti instrumen berdawai lainnya, yaitu ukulele. Selama masa Barok, gitar mendapatkan course ke-5.
Course ke-5 dapat ditala dengan nada :
1. “A", seperti yang dikenal sekarang.
2. Nada "A" rendah, dan satu oktaf lebih tinggi untuk pasangan senar lainnya
3. Keduanya bernada “A” dalam oktaf yang lebih tinggi dibandingkan gitar modern.
Pada akhir masa Barok, ada 2 (dua) perubahan signifikan terhadap gitar. Perubahan pertama yaitu senar yang berpasangan berkurang menjadi satu senar, dan penambahan satu senar lainnya, sehingga jumlahnya menjadi 6 (enam) senar. Hingga perubahan ini, gitar masih berbentuk kecil dan sempit. Kemudian, Antonio de Torres (1817-1892) nembuat desain dan konstruksi gitar yang baru. Dirinya memperbesar ukuran dan bereksperimen dengan bahan apapun yang mungkin dapat meningkatkan kualitas suara dari gitar, khususnya untuk meningkatkan volume suara. Dia juga yang pertama kali menggunakan penahan berbentuk kipas di dalam bagian atas dari badan gitar. Dari berbagai eksperimen yang dilakukannya, dia sempat membuat gitar menggunakan bahan spruce untuk bagian atas dan bahan paper-mache untuk bagian belakang serta samping, yang membuktikan pendapatnya bahwa sebagian besar volume dari gitar dihasilkan dari bagian atas. Dari karyanya ini, dia dapat disebut sebagai the father of the modern guitar.
Selain evolusi bentuk dan jumlah senar, bagian lain yang juga turut berubah dari waktu ke waktu adalah senar. Pada mulanya, gitar menggunakan senar dengan bahan dari usus hewan atau sutra. Namun pada tahun 1946, usus hewan digantikan dengan senar berbahan nilon. Penggunaan senar berbahan nilon merupakan kemajuan besar semenjak penggunaan usus hewan. Senar berbahan nilon dibuat oleh Albert Augustine, seorang pembuat instrumen musik yang berasal dari New York. Menurut istrinya, Rose Augustine, Augustine tidak mampu untuk memperoleh bahan senar dari usus hewan karena pembatasan yang diberlakukan akibat Perang Dunia II, dan mendapatkan ide setelah mengetahui bahwab ada surplus persediaan nilon untuk militer.
Augustine kemudian mendekati perusahaan DuPont, yang memproduksi nilon untuk militer, agar mau membuat senar berbahan nilon. Pada mulanya, perusahaan tersebut tidak yakin bahwa para pemain gitar akan mau memakai senar berbahan nilon yang memiliki karakter suara “sonik”. Untuk meyakinkan DuPont, Augustine membuat sebuah blind-test yang didengarkan oleh perwakilan dari DuPont. Pada ujicoba tersebut, perwakilan dari DuPont menyatakan bahwa gitar dengan senar berbahan nilon memiliki kualitas suara yang jauh lebih baik. Semenjak itulah, DuPont menyetujui permintaan Augustine untuk membuat senar gitar berbahan nilon. Andres Segovia sendiri, langsung mengganti senarnya yang lama dengan senar berbahan nilon semenjak mengetahui penemuan dari Augustine. Belakangan ini, senar berbahan fluorocarbon polymer digunakan sebagai alternatif dari penggunaan senar berbahan nilon. Suara yang dihasilkan senar berbahan polimer tersebut, lebih disukai oleh sebagian luthier (pembuat gitar)dan gitaris.
Selain gitar yang ada dengan model sekarang ini juga masih ada gitar tradisional yang masih dipertahankan bentuk dan ciri khasnya. Gitar ini biasanya juga dipakai dalam acara-acara penting keagamaan. Gitar tradisional tersebut juga menujukan salah satu ciri khas bagi yang menggunakannya. Gitar yang masih dipertahankan bentuknya ini adalah gitar AL UD salah satunya. Gitar ini masih digunakan di berbagai tempat dalam acara keagamaan dan paling saring digunakan di daerah Timur Tengah yang biasanya di padukan dangan alat musik lainya seperti ketipung dan rebana. Gitar ini sangat sering ditampilkan pada acara-acara keagamaan yang biasanya untuk menyanyikan lagu-lagu islami tatapi gitar jenis ini sangat jarang digunakan di Indonesia sebab tidak banyak orang yang bisa memainkannya bahkan jika ada yang memainkannya pasti bukan orang asli Indonesia. Karena sering ditampilkan, gitar ini menjadi salah satu gitar tradisional yang masih bertahan pada saat ini meskipun sudah banyak gitar-gitar modern yang banyak dipasaran dan dengan cara seperti itu membuat gitar ini mampu bertahan sampai sekarang.
Sering ditemukannya gitar dalam berbagai kesempatan, membentuk stereotip sederhana bahwa popularitas instrumen tersebut memang sangat tinggi. Hanya saja kepopulerannya seringkali melahirkan anggapan yang keliru dari sudut pandang tertentu, seperti: potensi gitar yang sebatas instrumen genjrang-genjreng dan nirmakna dari sudut pandang historis. Padahal, seperti halnya instrumen yang dianggap “agung” macam piano atau violin, gitar pun punya sejarah yang panjang. Tak cuma sejarah, gitar pun punya potensi yang lebih dari sekedar instrumen pengiring. Bahkan ada yang menjuluki gitar sebagai ”piano yang mudah dibawa-bawa”. Gitar pun punya tempat istimewa dalam alur sejarah r musik klasik yang di dalamnya hampir selalu terlibat kekayaan harmoni dan musikalitas. Hanya saja, memang, oleh karena segala keterbatasan dan pengaruh jaman tertentu, gitar tak serta merta terus mencuat. Kestabilannya kalah dari piano dan instrumen gesek, tapi tak berarti gitar minim peran. Seringkali berkat popularitas gitarlah, musik klasik diselamatkan dari imej eksklusifitas dan marjinalitas berlebihan.
Gitar adalah sebuah instrumen musik dengan akar sejarah yang digunakan di berbagai jenis musik. Secara umum, gitar memiliki 6 (enam) senar, meskipun gitar lain yang memiliki 4 (empat), 7 (tujuh), 8 (delapan), 10 (sepuluh), 11 (sebelas), 12 (duabelas), 13 (tigabelas), 18 (delapanbelas), masih tetap ada dan digunakan. Popularitas gitar sangat terasa khususnya dalam aliran musik flamenco, jazz, blues, country, mariachi, rock, dan berbagai bentuk musik pop, karena dalam aliran-aliran tersebut, gitar mendapatkan porsi yang sangat besar dan juga menjadi instrumen utama. Tak hanya dalam aliran musik yang umumnya dimainkan secara berkelompok, gitar juga dapat digunakan sebagai instrumen solo dalam musik klasik. Gitar dapat dimainkan secara akustik, yang suaranya dihasilkan dari getaran senar dan kemudian dimodulasi oleh lubang resonansi. Namun, gitar juga dapat dimainkan secara elektrik dengan menggunakan amplifier. Secara tradisional, gitar dibuat dari kombinasi berbagai bahan, misalnya kayu untuk bagian badan gitar, dan usus binatang untuk senarnya (yang belakangan digantikan dengan bahan nilon ataupun kawat).
Akar perkembangan Gitar dapat ditelusuri hingga 4000 tahun kebelakang, dengan mengkhususkan pada wilayah Asia Tengah hingga Asia Barat. Tetapi dokumentasi tertulis pertama yang menyebutkan gitar, berasal dari abad ke-14. Ada pendapat yang mengatakan bahwa bentuk gitar yang paling mendekati bentuk modern pada saat ini berasal dari wilayah Spanyol, yang pada abad ke-16 digunakan oleh masyarakat kelas menengah kebawah sebagai pengganti dari vihuela (instrumen yang memiliki kemiripan bentuk dengan gitar) yang digunakan oleh kalangan aristokrat. Pada abad ke-16 dan 17, penggunaan instrumen gitar menjadi populer di negara-negara Eropa selain Spanyol.
Setelah melalui evolusi yang panjang, gitar mencapai bentuknya yang kita kenal seperti sekarang pada abad ke-18, dengan menggunakan enam senar untuk menggantikan bentuk senar-berpasangan yang dikenal sebelumnya. Vihuela yang berasal dari Spanyol, atau disebut juga viola da mano, merupakan instrumen penting yang berpengaruh dalam perkembangan gitar modern, yang disebabkan karena kemiripan antara vihuela dengan gitar. Vihuela memiliki penalaan yang sama dengan lute, dan memiliki bentuk yang mirip dengan gitar. Instrumen ini sempat sangat populer dalam waktu yang singkat di kawasan Spanyol dan Italia. Publikasi musik yang terakhir diketahui untuk vihuela muncul pada tahun 1576. Hingga saat ini belum ada kejelasan, apakah vihuela merupakan instrumen transisi menuju bentuk gitar modern, atau hanya sekedar kombinasi dari oud Arab dan lute Eropa. Menurut beberapa pendapat, perubahan bentuk vihuela menjadi serupa dengan gitar modern, adalah sebuah strategi untuk membedakan lute Eropa dari oud Arab/Moor.
Selama Abad Pencerahan (Renaissance), gitar belum sepopuler lute. Karena pada saat itu, gitar tidak dianggap sebagai sebuah instrumen yang serius. Karya dari Alonso Mudarra yang berjudul “Tres Libros de Musica en Cifras para Vihuela” dianggap sebagai karya pertama untuk instrumen gitar pada saat itu. Kemudian, gitar mulai menarik perhatian berbagai musisi, sehingga karya bagi gitar bermunculan dan bertambah banyak.
Penggunaan istilah gitar (bahasa Inggris, guitar) juga memiliki sejarah yang panjang. Bahasa Inggris mengadopsinya dari bahasa Spanyol guitarra. Istilah guitarra sendiri “dipinjam” dari bahasa Andalusia-Arab qitara, yang berasal dari bahasa Latin chitara, yang juga memiliki akar dari bahasa Yunani khitara. Sehingga ada beberapa istilah yang mungkin menjadi akar terbentuknya istilah “guitar”, yaitu :
1. Guitare – Prancis
2. Gitarre – Jerman
3. Guitarra – Spanyol
4. Chitarra – Italia
5. Violão – Portugis
6. Khitara – Yunani Kuno
7. Guittern – Abad Pertengahan.
Sementara itu, gitar elektrik dibuat untuk musik populer di Amerika Serikat pada tahun 1930an, yang umumnya memiliki badan yang penuh, tanpa lubang resonansi. Suara dari gitar elektrik dihasilkan oleh amplifier dan direkayasa secara elektronik oleh para gitaris yang menggunakannya. Les Paul, salah seorang musisi Amerika Serikat, membuat sebuah prototipe untuk gitar elektrik, yang kemudian menjadi sangat populer di awal tahun 1940an.
Penjajahan yang telah terjadi di Indonesia, selain menyisakan catatan kepedihan, juga seni. Salah satunya adalah dibawanya gitar oleh orang-orang Purtugis di sekitar abad ke-17. Pada waktu itu sejumlah tawanan asal Portugis di Malaka dimukimkan oleh Belanda di kawasan berawa-rawa di Jakarta Utara, di sebuah kampung Tugu. Agar mereka tidak bosan, mereka menghibur diri dengan bermain musik. Nah, musik yang mereka gunakan saat itu adalah gitar. Konon, dari hasil pengenalan rakyat terhadap alat musik itu, lahirlah beberapa alat musik petik yang dimainkan untuk mengiringi lagu-lagu keroncong.
Ada 3 jenis gitar yang dimainkan para tawanan saat itu, yaitu :
1.Gitar Monica, yang terdiri dari 3 dawai
2.Gitar Rorenga, yang terdiri dari 4 dawai
3.Gitar Jitera, yang terdiri dari 5 dawai.
Dua abad kemudian gitar dan keroncong menjadi populer di kalangan bangsawan dan kemudian menyebar ke pelosok tanah air.
Pada awal evolusinya, gitar memiliki 4 (empat) course, yaitu 3 (tiga) pasang senar yang dimainkan bersamaan, dan sebuah senar untuk nada tertinggi seperti instrumen berdawai lainnya, yaitu ukulele. Selama masa Barok, gitar mendapatkan course ke-5.
Course ke-5 dapat ditala dengan nada :
1. “A", seperti yang dikenal sekarang.
2. Nada "A" rendah, dan satu oktaf lebih tinggi untuk pasangan senar lainnya
3. Keduanya bernada “A” dalam oktaf yang lebih tinggi dibandingkan gitar modern.
Pada akhir masa Barok, ada 2 (dua) perubahan signifikan terhadap gitar. Perubahan pertama yaitu senar yang berpasangan berkurang menjadi satu senar, dan penambahan satu senar lainnya, sehingga jumlahnya menjadi 6 (enam) senar. Hingga perubahan ini, gitar masih berbentuk kecil dan sempit. Kemudian, Antonio de Torres (1817-1892) nembuat desain dan konstruksi gitar yang baru. Dirinya memperbesar ukuran dan bereksperimen dengan bahan apapun yang mungkin dapat meningkatkan kualitas suara dari gitar, khususnya untuk meningkatkan volume suara. Dia juga yang pertama kali menggunakan penahan berbentuk kipas di dalam bagian atas dari badan gitar. Dari berbagai eksperimen yang dilakukannya, dia sempat membuat gitar menggunakan bahan spruce untuk bagian atas dan bahan paper-mache untuk bagian belakang serta samping, yang membuktikan pendapatnya bahwa sebagian besar volume dari gitar dihasilkan dari bagian atas. Dari karyanya ini, dia dapat disebut sebagai the father of the modern guitar.
Selain evolusi bentuk dan jumlah senar, bagian lain yang juga turut berubah dari waktu ke waktu adalah senar. Pada mulanya, gitar menggunakan senar dengan bahan dari usus hewan atau sutra. Namun pada tahun 1946, usus hewan digantikan dengan senar berbahan nilon. Penggunaan senar berbahan nilon merupakan kemajuan besar semenjak penggunaan usus hewan. Senar berbahan nilon dibuat oleh Albert Augustine, seorang pembuat instrumen musik yang berasal dari New York. Menurut istrinya, Rose Augustine, Augustine tidak mampu untuk memperoleh bahan senar dari usus hewan karena pembatasan yang diberlakukan akibat Perang Dunia II, dan mendapatkan ide setelah mengetahui bahwab ada surplus persediaan nilon untuk militer.
Augustine kemudian mendekati perusahaan DuPont, yang memproduksi nilon untuk militer, agar mau membuat senar berbahan nilon. Pada mulanya, perusahaan tersebut tidak yakin bahwa para pemain gitar akan mau memakai senar berbahan nilon yang memiliki karakter suara “sonik”. Untuk meyakinkan DuPont, Augustine membuat sebuah blind-test yang didengarkan oleh perwakilan dari DuPont. Pada ujicoba tersebut, perwakilan dari DuPont menyatakan bahwa gitar dengan senar berbahan nilon memiliki kualitas suara yang jauh lebih baik. Semenjak itulah, DuPont menyetujui permintaan Augustine untuk membuat senar gitar berbahan nilon. Andres Segovia sendiri, langsung mengganti senarnya yang lama dengan senar berbahan nilon semenjak mengetahui penemuan dari Augustine. Belakangan ini, senar berbahan fluorocarbon polymer digunakan sebagai alternatif dari penggunaan senar berbahan nilon. Suara yang dihasilkan senar berbahan polimer tersebut, lebih disukai oleh sebagian luthier (pembuat gitar)dan gitaris.
Selain gitar yang ada dengan model sekarang ini juga masih ada gitar tradisional yang masih dipertahankan bentuk dan ciri khasnya. Gitar ini biasanya juga dipakai dalam acara-acara penting keagamaan. Gitar tradisional tersebut juga menujukan salah satu ciri khas bagi yang menggunakannya. Gitar yang masih dipertahankan bentuknya ini adalah gitar AL UD salah satunya. Gitar ini masih digunakan di berbagai tempat dalam acara keagamaan dan paling saring digunakan di daerah Timur Tengah yang biasanya di padukan dangan alat musik lainya seperti ketipung dan rebana. Gitar ini sangat sering ditampilkan pada acara-acara keagamaan yang biasanya untuk menyanyikan lagu-lagu islami tatapi gitar jenis ini sangat jarang digunakan di Indonesia sebab tidak banyak orang yang bisa memainkannya bahkan jika ada yang memainkannya pasti bukan orang asli Indonesia. Karena sering ditampilkan, gitar ini menjadi salah satu gitar tradisional yang masih bertahan pada saat ini meskipun sudah banyak gitar-gitar modern yang banyak dipasaran dan dengan cara seperti itu membuat gitar ini mampu bertahan sampai sekarang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar